Pasar Terapung Banjarmasin Indonesia |
Sebagai mahasiswa ekonomi, bisa
dikatakan jarang sekali saya membahas ekonomi dalam tulisan-tulisan saya. Baru
beberapa waktu belakangan ini saya mendapatkan inspirasi menyangkut ekonomi
yang patut saya bagi. Inspirasi ini saya dapatkan dari diskusi di kelas saya.
Dalam diskusi tersebut, saya sempat mengkritik teman saya yang mengatakan bahwa
sistem ekonomi Islam juga sama dengan sistem ekonomi Kapitalis.
Ternyata kritik yang saya
lontarkan tersebut salah kawan. Dalam hal ini kita tidak boleh membuat dikotomi
(pemisahan) antara sistem ekonomi konvensional (dalam hal ini kapitalis dan
sosialis) dan sistem ekonomi Islam. Karena dalam sisitem ekonomi Islam juga
mengakui tentang adanya kapitalis dan sosialis. Nah! Agar tulisan ini lebih
mengalir, baiknya akan saya terangkan dulu apa itu sistem ekonomi kapitalis dan
sosialis.
Sistem Ekonomi Kapitalis; merupakan
suatu sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada pihak swasta untuk
mengeskplorasi pasar. Para pemilik modal bisa meraup keuntungan
sebesar-besarnya. Dalam hal ini pemerintah dilarang melakukan intervensi
(campur tangan). Kejayaan sistem ekonomi kapitalis yang diperkirakan mulai
muncul dan berkembang pada abad 16 ini bukan tanpa celah dan kelemahan. Akibat
dari sistem ekonomi sosialis ini banyak terdapat ketimpangan kesejahteraan.
Jurang pemisah antara si kaya dan si miskin semakin lebar. Puncaknya, lahirlah
sistem ekonomi sosialis sebagai oposisi terhadap sistem ekonomi ini.
Sistem Ekonomi Sosialis;
merupakan suatu sistem ekonomi yang tidak mengakui kepemilikan individu. Tidak
mengakui kepemilikan individu berarti bahwa segala sesuatunya adalah milik
bersama. Bersama bisa berarti koperasi, umum, negara, atau kombinasi dari
semuanya. Dalam sistem ini, jalannya ekonomi menjadi tanggung jawab bersama.
Keuntungan dari sistem ekonomi ini diantaranya adalah kebutuhan pokok setiap
warga negara dipenuhi oleh negara. Masyarakat tidak perlu khawatir akan
kekurangan makanan, minuman, fasilitas kesehatan dan lain-lainnya. Sedangkan
kelemahan dari sistem ekonomi ini diantaranya adalah tidak adanya kewibawaan
individu. Segalanya diatur secara diktator. Tidak ada aktifitas tawar menawar
di pasar. Karena harga ditentukan oleh pemerintah dan bukan oleh mekanisme
pasar.
Sistem Ekonomi Islam; sejauh
ini belum ada pengertian yang pasti mengenai sistem ekonomi Islam.
Literatur-literatul ekonomi Islam yang beredar hanya menyebutkan bahwa sistem
ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan pada ajaran Al Quran dan
Hadits. Karena berdasar pada Al Quran dan Hadits yang notabenenya adalah wahyu
Ilahi, maka ekonom muslim sepakat bahwa selain berorientasi pada keuntungan,
sistem ekonomi Islam juga memiliki nilai ibadah.
Meskipun belum ditemukan pengertian kongkrit tentang
sistem ekonomi Islam, namun bisa dikatakan bahwa sistem ekonomi ini merupakan
jalan tengah antara sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Karena sistem
ekonomi Islam mengakui adanya otoritas individu maupun kepemilikan bersama.
Pengakuan Islam terhadap adanya
kepemilikan individu terlihat pada Hadits yang disampaikan oleh Rasulullah,
“Barang siapa yang mati karena mempertahankan hartanya (dalam riwayat lain),
‘Barang siapa menuntut hartanya yang dirampas lalu ia terbunuh’) maka dia
adalah syahid.”
Sedangkan pengakuan Islam terhadap
kepemilikan bersama adalah adanya kewajiban zakat dalam ajaran agama Islam.
Bahkan kewajiban zakat ini dimasukkan dalam salah satu rukun Islam. Dalam
artian seseorang tidak sempurna Islamnya jika tidak mengeluarkan zakat. Alasan
diwajibkannya zakat juga merupakan bukti pendukung bahwa Islam mengakui adanya
kepemilikan bersama. Selain sebagai manifestasi dari rasa syukur kaum muslimin,
salah satu alasan diwajibkannya zakat adalah karena dalam sebagian harta kita
terdapat hak-hak orang lain yang harus kita berikan. Itulah mengapa salah satu
makna bahasa zakat adalah “mensucikan.” Artinya mensucikan harta dari hak milik
orang lain.
Yogyakarta, 04 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar