Kamis, 21 Juli 2016

Kerangka Teoritik

Sumber Gambar


Misi kedua setelah memperbaiki Latar Belakang penelitian, adalah membangun Kerangka Teoritik. Terjadi kekacauan dalam kerangka teoritik skripsi saya. Penyebabnya, pertama adalah karena skripsi yang menjadi acuan utama saya, yang meskipun memiliki tema sama, namun kerangka teori yang dibangun seharusnya tidak sama dengan kerangka teori skripsi saya. Oke temanya sama-sama Wisata Religi, tapi skripsi yang menjadi acuan utama saya itu lebih umum. Sedangkan saya khusus pada peran lokasi wisata terhadap perekonomian masyarakatnya.

Kesalahan kedua saya adalah, saya melupakan bahwa saya pernah mengerjakan Paper sebagai tugas akhir di Madrasah Aliyah dulu. Menurut ingatan saya, menulis kerangka teoritik yang benar dalam karya ilmiah (dalam hal ini adalah skripsi) ya seperti menulis Paper di sekolah saya itu. Dijelaskan masing-masing poin dari penelitian kita, kemudian dirangkai menjadi satu rangkaian yang pas.

Akibat melupakan Paper saya itu, lumayan fatal dan ruwet jadinya. Saya mengerjakan skripsi seperti tidak memiliki pegangan. Padahal ditangan saya sudah memegang dua buku panduan dari fakultas berbeda di kampus saya. Ekonomi dan Ushuluddin. Model pengerjaan skripsi saya ya cuma lihat-lihat skripsi dengan tema sejenis, kemudian tiru. Hasilnya? Bisa ditebak lah. Tidak masalah. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Begitu kata pepatah.


Yogyakarta, 22 Juli 2016

Sebelum mengakhiri tulisan ini, izinkan saya mengungkapkan dua hal. Pertama rasa terima kasih setulusnya kepada segenap guru yang pernah mengajar dan mendidik saya baik langsung maupun tidak, khususnya Ust. Mudhofir Ikhsan selaku kepala Madrasah Aliyah Darul Huda Mayak. Kedua permohonan maaf sedalamnya kepada segenap pembaca tersesat yang menemukan blog ini, karena saya tidak jadi mencantumkan pengertian maupun isi dari bagaimana seharusnya sebuah ‘kerangka teoritik’. Hal ini mohon untuk dimaklumi, mengingat waktu yang tebatas dan ada skripsi yang menunggu untuk diselesaikan.

#NirakatiSkripsi hari ke dua.

Link Terkait
#NirakatiSkripsi (1)
#NirakatiSkripsi (3)

Rabu, 20 Juli 2016

Agama Hindu dan Buddha

Sumber Gambar


Sesuai rencana, maka pada hari rabu ini saya mulai kembali mengerjakan skripsi yang sudah lama saya anggurkan. Memulai kembali, artinya dulu saya sudah pernah mengerjakan skripsi ini. Kemudian macet. Penyebanya? Gak jelas.

Proposal skripsi yang saya seminarkan tempo lalu, dikritik habis-habisan oleh teman-teman pembahas. Tidak masalah. Kritikan terbanyak yang saya ingat adalah kurangnya teori yang saya masukkan. Memang benar. Ketika rata-rata teman menyeminarkan proposal skripsinya dengan ketebalan 30 halaman ke atas. Saya cuma 20 halaman. Begitu tipisnya.

Rencana saya, hari ini saya mau membaca dulu pendahuluan proposal saya itu, dilihat-lihat mana kurangnya. Baru kemudian ke perpus. Cari buku. Tapi, dengan percaya dirinya saya cuma mengandalkan ingatan kemudian berangkat ke perpus. Sing penting yakin.

Senin, 18 Juli 2016

Nirakati Skripsi (Sebuah Pengantar)

Gambar Ilustrasi



Tak terasa, setelah ditinggal dolan ngalor-ngidul, skripsi saya sudah lama terbenggelai. Padahal dulu saya sudah menargetkan bahwa saya akan wisuda Agustus tahun ini. Eh molor. Target diundur menjadi November.

Tentang target November ini, bahkan sudah dimintakan doa dan restu ke Ibu dan bapak.

“Ndungo ae nek ra ndang kok garap yo ra bakal rampung le skripsimu” Hanya berdoa kalau tidak kamu kerjakan skripsimu ya gak bakal rampung nak. Kata Ibu waktu itu. Jleb!

Kepikiran skripsi membuat libur lebaran dirumah jadi gak jenak. Serasa ada yang ngganjel. Setelah sampai di Jogja, lah ya kok skripsi terbenggalai lagi. Baru kemarin malam, dalam acara bakar-bakar ikan bersama teman sekelas yang rata-rata sudah yudisium,  saya dikabari bahwa kalau ingin wisuda November, maka maksimal harus sudah munaqosyah (sidang skripsi) Agustus. Wow. Ini sudah pertengahan Juli vrohh, Agustus bulan depan. Untuk munaqosyah Agustus saya hanya punya waktu satu bulan lebih sedikit untuk menyelesaikan skripsi.

Mengingat waktu yang begitu mepet, saya putuskan bahwa saya akan melakukan riyadhoh. Tirakat demi terselesaikannya skripsi ini. Targetnya dalam 41 hari skripsi ini harus rampung. Titik!

Kenapa kok 41 hari? Yo emboh. Hanya biasanya, rupa-rupa tirakat dilakukan 41 hari. Itu saja.


Yogyakarta, 19 Juli 2016
Sebelum mengakhiri tulisan ini, saya tegaskan bahwa tulisan ini merupakan pengantar. Sedangkan #NirakatiSkripsi secara resmi akan dimulai besok pada hari rabu. Nderek dawuhe Mbah Zarnuji yang mengatakan dalam kitabnya Ta’limul Muta’alim bahwa belajar (perkara yang baik), sebaiknya dimulai pada hari rabu. Tanya kenapa? Hamboh :-P

Link Terkait
#NirakatiSkripsi (1)