Ibn 'Abdul Muthalib. Ia wafat di Burman [?] (برمان) bagian dari jalan ke Yaman. Kemudian dimakamkan di Hujun (حجون), dalam usia 110 tahun, sebagian riwayat ada yang mengatakan dalam usia 140 tahun. Dan pendapat terakhir inilah yang lebih diakui.
Nama aslinya adalah Syaibatul Hamdi. Dinamakan Syaibah (Rambut Uban) karena ketika dilahirkan, dirambutnya ada sehelai rambut yang berwarna putih. Sedangkan tambahan al-Hamdi pada namanya, merupakan isyarat bahwa Beliau kemudian hidup dan terpuji dilingkungannya.
Sedangkan asal-usul panggilan Abdul Muthalib kepada Beliau bermula ketika Ia pulang bepergian dari Madinah menuju Mekkah bersama pamannya yang bernama Muthalib. Ketika itu, dari wajah Beliau memancar cahaya Rasulullah yang menerangi lembah-lembah dan bukit-bukit. Sehingga berdatanganlah berbagai rombongan kafilah dari tempat-tempat disekitarnya menghadap Muthalib.
"Wahai Sayyid, siapakah orang yang bersamamu itu? Yang pancaran sinarnya menerangi bukit-bukit disekitarnya" tanya mereka kepada Sayyid Muthalib.
Dijawab oleh Muthalib "Dia adalah budakku"
Sehingga hebohlah segenap kafilah itu. Mereka bergumam sambil memuji Budaknya Muthalib. "Alangkah terangnya cahaya Budak Muthalib (Abdul Muthalib)" "Alangkah indahnya Budak Muthalib (Abdul Muthalib)".
Sejak saat itu masyhurlah sebutan Budak Muthalib yang dalam bahasa Arab disebut Abdul Muthalib.