Rabu, 22 Juni 2022

Terj. Madarijus Su'ud (9)

Ketika Allah menciptakan Nabi Adam 'alaihi as-salam, Allah meletakkan Nur Muhammad di punggung Nabi Adam. Dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepadanya.

Kemudian Allah memasukkan Nabi Adam kedalam surga. Di dalam surga, para malaikat berbaris-baris di belakang punggung Nabi Adam. Karena ingin melihat Nur Muhammad. 

Karena penasaran, lantas Nabi Adam bertanya.

"Ya Robbi, ya Tuhanku. Karena apa, para malaikat itu berbaris di belakang punggungku?"

"Wahai Adam. Mereka melihat Nur Kekasihku, Muhammad. Yang akan menjadi penutup para Rasul. Dan aku meletakkannya di punggungmu". Jawab Allah. 

"Ya Robbi, letakkanlah Nur itu di depanku. Agar para malaikat menghadapku". 

Maka Allah meletakkan Nur Muhammad di kening Nabi Adam. Sehingga para malaikat berbaris-baris didepan wajah Nabi Adam. 

"Ya Robbi, letakkanlah Nur itu ditempat yang aku bisa melihatnya". Pinta Nabi Adam. 

Maka Allah meletakkan Nur Muhammad di jari telunjuk Nabi Adam. Sehingga Nabi Adam dapat melihat dan mengagumi keindahan yang memancar dari Nur Muhammad. Ia juga dapat mendengar, bahwa Nur tersebut senantiasa bertasbih mengagungkan Asma Allah 'Azza wa Jalla.

Selasa, 21 Juni 2022

Terj. Madarijus Su'ud (8)

Bagian ketiga dari Nur Muhammad, Allah menjadikannya al-'Arsy.

Sedangkan bagian keempat dari Nur Muhammad, Allah membaginya menjadi empat bagian. Dari bagian yang pertama, Allah menciptakan al-'Aqlu (akal). Dari bagian yang kedua, Allah menciptakan ma'rifat. Dari bagian yang ketiga, Allah menciptakan cahaya 'Arsy, juga cahaya yang memantul dari setiap benda yang tampak oleh mata, juga cahaya yang menyinari siang hari. Sehingga semua cahaya yang ada di dunia ini berasal dari Nur Muhammad. Karena Ia adalah makhluk yang pertama-tama diciptakan oleh Allah.

Bagian yang keempat, Allah membiarkannya tersimpan di bawah 'Arsy. Sampai kemudian Allah menciptakan Nabi Adam 'Alaihi as-Salam. 


Terj. Madarijus Su'ud (7)

 Kemudian Allah membagi Nur Muhammad menjadi 4 bagian. Dari bagian yang Pertama, Allah menciptakan al-Lauh al-Mahfudz.

Dari bagian yang kedua, Allah menciptakan al-Qolam (pena). Kemudian Allah bersabda kepada al-Qolam. "Tulislah".

Mendengar perintah Allah itu, al-Qolam menggigil gemetar selama seribu tahun. Saking takutnya terhadap perintah Allah.

Setelah seribu tahun, barulah Ia menjawab. "Apa yang harus hamba tulis?"

"Tulislah laailaaha illaLlah, Muhammadur Rasulullah" jawab Allah.

Maka al-Qolam melaksanakan perintah Allah tersebut. Ia juga menuliskan sifat ke-Maha Tahu-an Allah atas nasib/perilaku segala makhluqnya.

Maka Ia menuliskan kalimat di dalam tulang punggung anak-anak Nabi Adam. "Siapa yang menaati Allah, Ia masuk surga. Siapa yang bermaksiat (durhaka) kepada Allah, Ia masuk neraka". 

Kalimat yang sama terus menerus dituliskan di dalam tulang punggung umat setiap Nabi. Dimulai dari Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, sampai Nabi Isa. 

Ketika pada akhirnya al-Qolam akan menuliskan kalimat yang sama di dalam tulang punggung umat Nabi Muhammad, Ia tidak bisa menuliskan kalimat tersebut sama persis seperti sebelum-sebelumnya. 

Pada mulanya Ia menuliskan. "Siapa yang menaati Allah, Ia masuk surga. Siapa yang bermaksiat (durhaka) kepada Allah..." Ketika al-Qolam akan meneruskan tulisannya menjadi "...Ia masuk neraka" tiba-tiba ada suara yang menegurnya. "Wahai al-Qolam (pena), perhatikan adab tatakramamu!" 

Maka al-Qolam menjadi terbelah dan terpotong, saking kaget dan takutnya. Sehingga menjadi adat kebiasaan sampai sekarang, bahwa al-Qolam (pena) tidak dapat digunakan untuk menulis kecuali Ia terlebih dahulu dibelah dan dipotong (pen: yang dimaksud mushonnif kemungkinan adalah pensil).

Kemudian suara tadi melanjutkan. "Tulislah! Ummat Muhammad melakukan dosa, tetapi Allah memiliki sifat al-Ghafur (Maha Pengampun)". 

Minggu, 19 Juni 2022

Terj. Madarijus Su'ud (6)

 Ka'ab al-Ahbar RA berkata:

Ketika Allah ingin menciptakan semesta, yang termasuk di dalamnya ada bumi dan langit, Ia mengambil sebagian dari Nur-Nya (cahaya) dan lantas bersabda kepada Nur tersebut. "Jadilah engkau Muhammad". 

Maka kemudian Nur tadi berubah menjadi tiang yang bersinar terang gemilang. Cahayanya menembus batas-batas kegelapan. Ia lantas bersujud dan mengucapkan. "Alhamdulillah. Segala puji bagiMu ya Allah". 

Allah bersabda. "Untuk bersujud dan bertahmid itulah Aku menciptakanmu. Aku menamaimu Muhammad. Darimu Aku memulai penciptaan, dan dirimu pulalah yang akan menjadi penutup para Rasul".


Terj. Madarijus Su'ud (5)

 Bismillahirrohmanirrohim. Muallif kitab al-Barzanjiy memulai tulisannya dengan Bismillah. Karena mengikuti kitab-kitab samawi, juga hadits-hadits Nabi dan ijma' para Ulama. 

Seperti halnya Bismillah, muallif juga memulai dengan membaca hamdalah. Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang telah memulai penciptaan alam semesta dengan terlebih dahulu menciptakan Nur Muhammad SAW. Yang telah berjalan mengikuti takdir Allah selama lima puluh ribu tahun. Sebelum kemudian Allah menciptakan langit dan bumi. 

Sebagaimana Nur Muhammad diciptakan sebagai pembuka penciptaan alam semesta dan segala takdir yang digariskan Allah untuknya. Maka begitu pulalah nanti Nur Muhammad itu. Ia akan menjadi bagian penutup dari takdir yang dituliskan Allah terhadap semesta dan segala isinya. 

Jumat, 17 Juni 2022

Terj. Madarijus Su'ud (4)

 Saya menamai kitab saya ini dengan dua nama. Pertama, Madarijus Su'ud fi Iktisai al-Burudi, dan nama yang kedua, Asawiru al-'Asjadi 'ala Jawahiri 'Aqdin. 

Saya hadiahkan pahala menulis kitab ini kepada Nabi Muhammad yang menjadi penghulu para Rasul. Semoga senantiasa bertambah-tambah kemuliaannya. Juga mengharap ampunan atas segala dosa dari Allah dan syafaat dari Rasulullah. 

Sebelum saya memulai menulis syarah kitab al-Burud (al-Barzanjiy), saya menemukan komentar-komentar yang mencela terhadap kitab ini. Selain juga komentar yang memuji-mujinya. Maka saya segera memulai mensyarahinya. Dimulai dari ucapan Mushonnif (Syaikh al-Barzanjiy), bismillahirrohmanirrohim. 

Kamis, 16 Juni 2022

Terj. Madarijus Su'ud (3)

 Karena kitab Jawahiru 'Aqdin (al-Barzanjiy) ini memiliki bahasa balaghoh yang tinggi. Melebihi kitab-kitab sejenis yang pernah ditulis pada masanya. Selain itu, kitab al-Barzanjiy juga banyak dibaca di berbagai negara yang berbeda. Bagaimana tidak, kitab al-Barzanjiy memanglah kitab menarik yang disukai oleh banyak kalangan, ia bagaikan memiliki daya pikatnya sendiri, atau seperti air tawar yang dibutuhkan setiap orang. 

Ketika saya mantab untuk menuliskan syarah kitab al-Barzanjiy. Saya sepenuhnya menyadari, bahwa tanpa adanya alat (referensi yang memadai), ini bukanlah pekerjaan yang mudah, meskipun oleh seorang yang cerdas sekalipun. Bagaikan tukang tenun yang tidak memiliki alat tenun. Maka yang bisa dilakukannya hanya sebatas teori, bagaikan seekor burung yang berkicau diatas pohon. 

Maka dari itu, saya memerlukan untuk mengambil beberapa referensi dari kitab-kitab yang ditulis oleh para Ulama. Diantaranya kitab al-Khulasoh al-Mardliyah karya guru kami, Syaikh Yusuf as-Sambilawini, dan dari kitab al-Mawahib karya al-Qistholani, juga dari kitab asy-Syifa karya Qodhi 'Iyadh, beserta syarahnya yang ditulis oleh Syaikh 'Ali. Juga kitab-kitab lainnya. Agar kitab yang saya tulis ini menjadi himpunan syarah yang memberikan manfaat kepada para pelajar. 

Rabu, 15 Juni 2022

Terj. Madarijus Su'ud (2)

 Setelah mengucapkan bismillah, hamdalah, dan sholawat. Berkatalah seorang Faqir (mushonnif Kitab Madarijus Su'ud), yang bernama Muhammad, tetapi lebih dikenal dikalangan umum dengan nama Nawawi. 

Ketika saya selesai menulis syarah kitab maulid yang berjudul 'Aqdi 'Iqyan milik Sayyid Zainal 'Abidin, sebagian sahabat yang memiliki prasangka baik (ahsanudz dzonni) kepadaku, berkali-kali meminta kepadaku. Agar aku menulis syarah yang ringkas terhadap kitab maulid milik Sayyid Ja'far al-Barzanjiy yang berjudul Jawahiru 'Aqdin atau al-Burud. Sehingga lebih mudah memahami maknanya. Karena keterbatasan mereka untuk memahami kitab syarah yang lebih luas. 

Selasa, 14 Juni 2022

Terj. Madarijus Su'ud (1)

 Bismillahirrahmanirrahim. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah yang telah mengutus kepada kita, seorang Rasul yang mulya. Dan menjadikan umatnya, sebagai umat termulya. Merekalah yang pada hari kiamat kelak, akan dijadikan saksi atas umat-umat terdahulu. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya kepada Nabi yang mulya ini, Nabi Muhammad yang memiliki akhlak dan watak terpuji. Juga kepada keluarga Beliau yang turut mengorganisir agama Islam. Serta para sahabat Nabi yang senantiasa menjaga tetap kuatnya agama Islam.


Senin, 13 Juni 2022

Kata Pengantar (2)

 Sebagai seorang santri yang tidak aktif di Pesantren, tentu sesekali saya rindu dengan Pesantren. Untuk mengobati rasa rindu tersebut, kemudian biasanya saya membuka-buka kembali kitab salaf yang pernah saya pelajari di Pesantren. Ada yang sekedar buka saja, tanpa memperhatikan tema apa. Atau sesekali memang membuka untuk mencari tau. Misalnya ketika bulan puasa, membuka dan membaca kembali bab puasa, idul fitri, dan seterusnya. 

Belakangan, saya mengkaji kitab Madarijus Su'ud. Sebuah kitab yang ditulis oleh ulama asal Indonesia sendiri. Syaikh Nawawi al-Bantani. Sebagai syarah atau keterangan lebih luas dari Kitab Maulid al-Barzanji, buah karya dari Sayyid Ja'far al-Barzanji. 

Ketika membuka dan membaca Kitab Madarijus Su'ud, iseng saya mencari terjemahannya di market place online. Ternyata belum ada. Lantas terlintas dalam benak saya, kenapa tidak saya terjemahkan saja. 

Dengan menterjemahkan kitab tersebut, akan ada banyak manfaat yang saya dapatkan. Selain dapat mengisi waktu luang, juga dapat mengobati rasa rindu saya terhadap Pesantren. Saya juga bisa belajar lagi. Belajar memahami, kemudian mentransfer pemahaman saya dalam bentuk tulisan agar dapat dipahami oleh orang lain. 

Sebuah tujuan yang sepertinya terlalu muluk. Mengingat, pada dasarnya saya adalah pemalas. Oleh karena itu, saya menekankan kepada diri saya sendiri. Dan kepada orang lain, yang mungkin akan menemukan tulisan ini, bahwa kemungkinan proyek terjemahan tidak akan sampai tamat. Meskipun tetap mungkin juga akan tamat. 

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati. Jika tulisan saya ini nantinya selesai. Dapat dicatat oleh Allah SWT sebagai amal kontribusi saya terhadap agama Islam. Jikapun tidak selesai, toh saya sudah pernah memulai dan berproses. Kita semua tau dan meyakini, bahwa amal kontribusi sekecil apapun, pasti akan mendapatkan apresiasi yang pantas dari Allah SWT. Tentu saja semuanya juga tergantung bagaimana niat kita beramal. Niat karenaNya atau karena yang lain. Wallahu a'lam.

Kata Pengantar

Bismillahirrohmannirrohim.
Dengan mengucapkan hamdalah dan menghaturkan sholawat kepada Nabi, saya ingin memulai kembali penulisan blog ini. 

Saya sempat kaget ketika membuka kembali blog saya ini. Karena tulisan terakhir dipublikasikan pada tahun 2017. Nun jauh dimasa lima tahun yang lalu. 

Belum ada niatan sebenarnya untuk menghidupkan kembali blog yang mati suri ini. Sebenarnya saya menyadari bahwa menulis adalah salah satu cara bagaimana kita menguraikan apa apa yang kita pikirkan. Tapi selama ini, meskipun saya cukup overthinking, saya lebih suka memendam pikiran itu. Berdialog dan kemudian berdamai dengan diri sendiri. 

Keputusan yang sedikit saya sesali sebenarnya. Karena dengan tidak menuliskannya, saya tidak memiliki jejak perkembangan emosional dan spiritual saya. Juga tidak memiliki jejak hasil perenungan dan pemikiran saya terhadap suatu hal.