www.pinterest.com |
Bagi seorang bodoh seperti saya,
menulis perlu inspirasi. Terkadang juga menunggu mood. Tidak sewaktu-waktu
bisa duduk lalu tik tik tik ngetik dan jadi tulisan. Ya, namanya masih belajar.
Karena tidak sedang punya
inspirasi, sedangkan mood menuntut pelampiasan, maka saya putuskan
menulis apa saja. Meskipun hal-hal yang (mungkin) tidak penting. Tapi jangan
salah, meskipun (mungkin) tidak penting, tapi kegiatan menulis ini bisa menjadi
penting. Setidaknya untuk saya. Yup, untuk belajar menulis yang baik dan benar.
Maklum, masih bodoh.
Hal yang (mungkin) tidak penting
pertama dan yang ingin saya tulis, adalah kelakuan kawan saya beberapa waktu
lalu.
Kawan saya ini luar biasa. Disaat
yang lain sedang terlelap dalam buaian mimpi, dia sudah bangun. Siap-siap,
kemudian jamaah shubuh. Sering dia pula yang melantunkan adzan memanggil umat
Allah lainnya untuk bersama-sama melaksanakan ibadah dipagi buta itu. Bukan hanya
shubuh, dhuhur, ashar, dan maghrib pun berjamaah. Betapa subhanallah nya
kawan saya ini.
Siang, sore, atau menjelang
malam, ketika banyak yang terlena dengan asyiknya duniawi, kawan saya ini
mengisi waktunya dengan belajar. Hem, sungguh mengharukan dan meluluhkan hati.
Terkadang, jika ada yang kurang
bersih dan kurang rapi, kawan saya ini lantas singsingkan lengan dan membersihkan
atau membenarkannya. Kami yang justru lebih sering berbuat rusuh ini, sudah
seharusnyalah melakukan sungkem dan mengucapkan terima kasih disertai
keharuan yang dalam kepada kawan saya ini. Dan sayangnya, hal itu tidak kami
lakukan. Cukup mengelus dada saja.
Dibalik segala ke super power-an
kawan saya ini, saya rasa ada yang kurang tepat. Yah namanya kita, selalu hanya
bisanya memandang yang kurang-kurang saja.
Ketidak tepatan kawan saya ini
terletak pada rasa ke-aku-annya. Mentang-mentang baik, mentang-mentang sregep,
lantas menganggap yang lain tidak baik. Menganggap yang lain kurang ini dan
kurang itu. Lupa bahwa baik dan sregep-nya itu karena ke-Maha Rohman dan
Rohimnya Allah. Lupa bahwa yang dipandang dengan sebelah matanya itu ialah juga
makhluq Allah yang mengharap surga. Lupa bahwa surga yang diharap-harap itu
ialah hanya sekedar makhluq. Bahwa yang sejati dan Maha Sejati adalah Ia yang
Maha Mencipta dan tidak pernah fana. Bahwa menjadi baik dan menjadi buruk ialah
juga kehendaknya.
Jadi, ayolah kawan, kau bukan
apa-apa tanpa-Nya. Kau menjadi baik dan sregep karena welas asihnya. Dan bahwa
hidayah mutlak menjadi kuasa Allah. Kita hanya bisa berusaha, tidak lebih.
Terakhir, karena hidayah
semata-mata milik Allah seorang, maka kami akan sangat berterima kasih jika kau
turut membantu dengan doamu yang sregep jamaah itu, agar dalam setiap tindak
dan langkah kami, selalu dibimbing dan dituntun menuju arah yang benar
oleh-Nya.
Yogyakarta, 09 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar