(Prespektif) Sumber Gambar |
Sebenarnya
sudah agak terlambat kalau saya membahas ‘peran’ sekarang. Pasalnya, peran
merupakan teori pertama dalam skripsi saya. Saya lupa tepatnya kenapa saya
tidak menuliskan peran dalam step proses perjalanan skripsi ini. Bisa
karena saya lupa, atau karena teori peran yang saya cari dan saya harapkan akan
rumit ternyata mengecewakan. Sejauh yang saya cari, teori peran yang saya
temukan hanya sampai pada pengertian-pengertian saja.
Ketika
melihat skripsi-skripsi yang juga membahas peran, memang rata-rata hanya
berhenti pada pengertiannya saja. Kemudian dilanjutkan dengan peran objek
penelitian. Dalam kasus saya, setelah mengungkapkan pengertian peran, dilanjutkan
dengan “peran pariwisata bagi perekonomian”.
Masalah
kemudian muncul ketika skripsi saya sowan-kan kepada dosen pembimbing. Dalam
anggapan pembimbing saya, “peran pariwisata bagi perekonomian” terlalu umum. Atau
justru bisa dijadikan penelitian tersendiri. Tidak sepantasnya diletakkan dalam
kerangka teori. Pilihannya kemudian menjadi dua, “peran pariwisata bagi perekonomian”
dipindah ke bab lima dalam skripsi saya, atau dihapus sama sekali.
Alih-alih
memilih salah satu, saya justru tidak mengindahkan keduanya. “Peran pariwisata
bagi perekonomian” tetap saya pertahankan. Tentu saja saya juga harus
menyiapkan argumen jika kemudian terjadi masalah.
Oke “peran
pariwisata bagi perekonomian” terlalu umum, tapi justru karena terlalu umum
itulah maka perlu saya tampilkan. Sebagai pengantar tentu saja. Sebelum kemudian
mengerucut pada wisata religi, dan khususnya pada wisata religi di makam Gus
Dur.
Sampai saat ini sisi runcing pada penelitian saya belum ketemu. Karena penelitian dimakam Gus Dur baru sampai pada tahap pengurusan izin. Bismillah.
Yogyakarta, 24 September 2016
#NirakatiSkripsi (5)
Link Terkait
#NirakatiSkripsi (4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar