Senin, 24 Februari 2014

Bercermin Pada Guru Madrasah

Sumber: atiyuli.wordpress.com

didinmahardi.blogspot.com – Jika diperhatikan sekilas, beliau tampaknya bukan siapa-siapa. Hanya orang dusun yang kebetulan lewat. Diperhatikan dengan seksama pun beliau masih orang biasa.

Mulai dari songkoknya, bajunya, sarungnya, semuanya biasa saja. Bahkan malah terkesan lusuh dan perlu diganti dengan yang baru.

Pernah beberapa kali penulis berkunjung ke rumah beliau, dan rumahnya biasa saja. Hanya sepetak kecil di tengah desa yang tampaknya mulai padat. Kendaraan yang beliau gunakan pun terkesan biasa saja. Tidak bagus, tapi juga tidak buruk.

Sejak pertama kali berinteraksi sebagai guru dan murid, penulis juga sudah tau bahwa kemampuan beliau dalam hal nahwu dan shorof juga biasa-biasa saja (ketika menuliskan ini, tak ada niatan sedikitpun dalam diri penulis untuk merendahkan beliau). Dan karena pemahaman terhadap nahwu dan shorof yang biasa-biasa itulah seringkali kitab yang beliau baca dan beliau uraikan tidak dapat penulis tangkap maksudnya dengan jelas. Meskipun hal ini bisa dikarenakan kebodohan dan kemalasan penulis untuk membaca ulang pelajaran yang beliau sampaikan.

Pendek kata, tak ada sama sekali hal yang istimewa dari beliau jika dipandang secara kasat mata. Mulai dari yang menempel di tubuh, sampai lingkungan tempat beliau tinggal. Semuanya serba biasa saja.

Tapi jika kita perhatikan lebih jauh, akan tampak sesuatu yang menonjolkan beliau diantara guru-guru yang lain. Disaat guru-guru lain tidak berangkat ke Madrasah karena gerimis misalnya, beliau akan tetap datang. Padahal jarak rumah beliau dan Madrasah tergolong jauh, sekitar 3 km. Atau disaat guru-guru lain belum datang kemadrasah, beliau sudah datang lebih dulu untuk mengajar. Padahal gaji beliau sebagai guru Madrasah tak seberapa. Kadangan-kadang malah cuma liLlahi ta’ala.
Hal-hal itulah yang menonjolkan beliau dari guru lainnya. Komitmen, kepribadian yang telaten (rajin -Jawa), sikap tawadhuk, dan keistiqomahan beliau yang luar biasa. Beliau itulah Ustad Sukamto. Seorang guru yang mengajari murid-muridnya tidak hanya dengan teori dan nasihat belaka. Tapi lebih pada uswah (teladan). (*)     

6 komentar:

  1. Semoga keikhlasan beliau dalam mengajar ilmu nahu dan saraf dibalas dengan pahala yang melimpah oleh-Nya.

    BalasHapus
  2. semoga kita bisa meniru perilaku dan tabiat beliau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas joe kok nggak ada laman aboutme di blognya,, saya jadi penasaran hehe...

      Hapus
  3. Prilaku itu memang patut ditiru.. (pahlawan tanpa tanda Jasa)

    BalasHapus