Sabtu, 22 Maret 2014

Tirakat 2

Sumber: http://bang5.blogdetik.com

Lanjutan dari artikel Tirakat
didinmahardi.blogspot.com – Masih tentang tirakat!. Pernah suatu ketika salah seorang Guru saya, Pak Kholid Furqon berkata seperti ini, “iki jane rahasia mbah,, tapi tak dudohne kow. Tirakate bapak iku tibone neng putu. Nek tirakate ibuk iku tibone neng anak. Makane aku arep nggolek bojo sing penting gelem di ajak tirakat. Nggak perduli ayu opo ora.” Ini sebenarnya rahasia mbah,, tapi tak kasih taukan ke kamu. Tirakatnya ayah itu jatuhnya ke cucu. Kalau tirakatnya ibu itu jatuhnya ke anak. Makanya saya mau cari istri yang mau di ajak tirakat. Nggak perduli cantik apa enggak.

Ketika ucapan Guru saya itu saya sampaikan ke teman-teman saya, ada seorang teman yang nyeletuk, namanya Pandu. “Lho, emangnya nggak bisa tho nirakati diri sendiri?” Lalu saya jawab. “ Ya bisa, tapi hasilnya nggak sedahsyat kalau ditirakati oleh orang tua.”

Dan jawaban saya itu benar. Buktinya, pernah ada seorang teman saya yang mengalami sakit gatal-gatal. Sudah berbagai cara ia lakukan untuk menyembuhkan penyakitnya itu. Tapi tetap tak kunjung sembuh. Lantas Ibu dari teman saya itu melakukan puasa senin kamis. Niatnya ya untuk nirakati anaknya itu. Pada puasa ke tujuh yang dilakukan ibu teman saya itu, penyakit yang diderita anaknya berangsur-angsur sembuh. Hilang tak berbekas. Betapa dahsyatnya do’a yang dipanjatkan seorang ibu untuk anaknya. (*)

7 komentar: