Selasa, 11 Maret 2014

Makna ‘Minal ‘Aidiin Wal Faiziin’

Sumber: ibnuabbaskendari.wordpress.com

“Kamu tau nggak artinya Minal ‘Aidiin wal Faiziin?” Tanya Sufyan kepada Hudi sepulangnya kami dari Diniyah.
“Enggak” jawab Hudi.

“Aku tau” sahut saya.

Lantas saya menjelaskan arti dari Minal ‘Aidiin wal Faiziin tersebut. Tentu saja penjelasan saya ini hanya menurut pengetahuan saya yang notabenenya lebih memandang dari sudut Nahwu-nya.

“Dimulai dari orang-orang yang kembali suci dan orang-orang yang menang.” Begitu saya mengartikan pertanyaan sahabat saya di atas.

Saya mengartikan demikian, karena menurut saya lafad Min (Minal) dalam kalimat diatas adalah min ibtidak. Min yang berarti permulaan.

Ternyata bukan demikian yang diharapkan Sufyan. Jawaban saya salah total. Sufyan lantas menjelaskan bahwa lafad Minal ‘Aidin wal Faizin jika hanya dibaca demikian tidak akan ada maknanya. Lafad tersebut sebenarnya kurang lengkap. Ada lafad yang dibuang karena sudah dianggap ma’lum. (Sampai disini saya bingung. Bisa-bisanya lafad tersebut dianggap ma’lum, padahal saya yakin banyak saudara-saudara muslimin –termasuk saya- yang belum tau kepanjangan dari minal ‘aidin wal faiziin)

Jika ditampilkan secara lengkap, maka lafad Minal ‘Aidin wal Faizin akan berbunyi seperti ini;
جعلنا الله واياكم من العائدين والفائزين

Ja’alanallahu wa iyyakum minal ‘aidiin wal faiziin. Allah telah menjadikan diriku dan dirimu termasuk dari orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang.  

Ternyata analisis saya salah. Lafad Min yang awalnya saya kira min ibtidak, ternyata adalah min tab’id (min yang menunjukkan arti se-bagian). Aku ra popo hehe…. Itulah gunanya diskusi (meskipun dalam suasana santai, sambil tidur-tiduran dibilik pesantren atau sambil menikmati secangkir kopi di angkringan misalnya). Karena terkadang, sesuatu yang menurut kita benar, belum tentu memang benar adanya. Sebaliknya, sesuatu yang awalnya kita anggap salah, belum tentu memang salah adanya.

***
Perbincangan kami selanjutnya berganti topik tentang makna dari ‘Idul Fitri. Bintang utamanya masih tetap saya dan Sufyan.

Menurut Sufyan, ‘Idul Fitri itu seharusnya tidak usah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Karena memang tidak ada arti yang tepat. Cukup kita menyebutnya hari raya ‘Id. Atau hari raya ‘Idul Fitri.

Tentu saja saya kurang sependapat. Karena ‘Idul Fitri bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. ‘Id artinya kembali. Berasal dari akar kata ‘ada yang di imalah-kan.

Kali ini argumentasi saya unggul kawan. Setidaknya menurut saya pribadi. Karena saya sudah membawa-bawa Alfiah. Tentu saja karena pembahasan tentang imalah hanya ada di Alfiah. Kitab Nahwu yang dikarang oleh Syaikh Muhammad Ibni ‘Abdilah Ibni Malik [Allahummarhamhu] ini diklaim sebagai kitab Nahwu paling tinggi.

Sebenarnya Sufyan juga sudah pernah belajar Alfiah. Bahkan pemahamannya lebih tajam dari saya. Tapi dia tidak tau jika ditengah-tengah guru kami menjelaskan, saya sering curi-curi kesempatan untuk membaca syarahnya (penjabarannya). Kitab Ibnu ‘Aqil.

Dan tanpa sengaja saya juga tau asal-usul kata 'Id. Karena salah satu contoh imalah dalam kitab Ibnu 'Aqil ya 'Id itu. (*)

20 komentar:

  1. Apakah dengan tidak dilafalkannya "ja'alanallahu" menjadikan kalimat "minal aidin wal faizin" tidak dapat dipahami?! Toh orang Arab juga mengatakan seperti itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya sulit dipahami mas,, klo nggak percaya boleh disurvey kok.. tapi surveynya di indonesia yak, jangan di Arab haha..

      Hapus
  2. terima kasih atas pencerahannya mas, nambah ilmu baru nih....

    BalasHapus
  3. barakallah mas ...
    semoga ilmu ini bisa menambah wawasan kami...

    BalasHapus
  4. persiapan buat lebaran tahun ini dari sekarang...siiip

    BalasHapus
  5. bagus postingannya sob,.. ditunggu postingan selanjutnya :)
    ditunggu juga kunjungn bliknya sob :)

    BalasHapus
  6. Hm .. jadi menurut mas Sufyan, arti lenganya Minal Aidin wa Faidzin itu apa ya?
    Terimakasih ya sudah share di sini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggak tau mbak,, belum saya tanya
      . sama sama

      Hapus
    2. sudah saya tanyakan mbak,, katanya minal 'aidin wal faizin itu nggak ada maknanya klo nggak dilengkapi seperti yang saya uraikan diatas

      Hapus
  7. Sepertinya masih sangat banyak yang belum mengetahui lafad lengkap dari Minal 'Aidin Wal Faizin. hehe. Termasuk saya sendiri. Salam.

    BalasHapus
  8. alhamdulillah tambah ilmu baru..

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah mass.. saling berbagi wawasan

      Hapus
  9. Sering kali saya atau mungkin kalian semua mendengar kata " Halal bi Halal " lantas yang saya ingin tanyakan kalau " Halal Bi Halal " itu asalnya ( asal katanya ) sehingga jadi halal bihalal, bagaimana tuh kang? Terus maknannya itu apa kang?

    BalasHapus