Begitu kira-kira
kaligrafi Arab bergaya Kufi yang tertulis di tembok kelas Pesantren saya kala
itu. Tak hanya indah, kaligrafi ini juga menarik untuk diresapi maknanya. Satu
kata dari kaligrafi itu yang kemudian perlu kita perhatikan lebih mendalam.
Disitu tertulis fariidhoh. Dengan
menambah huruf ya setelah ro.
Dalam keadaan biasa,
kata fardhun yang berarti wajib,
cukup ditulis dengan apa adanya. Sehingga, hadirnya huruf ya ini tampaknya memang mengandung maksud tersendiri yang khusus.
Dan ini tidaklah mengherankan. Mengingat ujaran itu diucapkan oleh sosok paling
jenius sepanjang masa. Rasulullah Muhammad SAW.
Penambahan huruf ya tersebut, jika ditelisik menggunakan
gramatikal Bahasa Arab, yang dalam istilah Pesantren dikenal dengan ilmu Nahwu,
dapat berarti ‘sangat’. Sehingga tulisan kaligrafi di kelas saya tersebut, jika
diterjemahkan artinya akan menjadi seperti ini; “Mencari ilmu hukumnya sangat
wajib bagi setiap kamu muslimin. Baik laki-laki maupun perempuan.”
Banyak peradaban luar
biasa dapat dibangun dengan ilmu pengetahuan. Tengoklah sejarah Bani Abbasiyah.
Betapa luar biasanya mereka. Ulama-ulama terkemuka dari berbagai fan ilmu
pengetahuan banyak yang lahir dari masa kejayaan Dinasti ini. Dari dalam negeri,
kita juga mengenal Prabu Airlangga. Seorang raja yang menghabiskan masa mudanya
untuk belajar, sehingga namanya melegenda karena kebijaksanaanya memimpin
negeri. Dihapuskannya perbudakan di wilayah kerajaanya, sehingga semua rakyat
merdeka. Semua keputusan diambilnya bedasarkan intelektual. Bukan semata-mata kemauan
pribadi. Tidaklah heran jika beberapa generasi setelahnya Prabu Airlangga masih
dipuja sebagai Dewa yang menjelma manusia.
Peradaban Majapahit
dapat kita dengar sampai sekarang karena jasa peninggalan banyak Mpu yang
menjadi sastrawan istana maupun luar istana mewariskan banyak catatan.
Tengoklah kitab Negarakertagama, atau Sutasoma. Dari banyak sikap yang
dituliskan dalam dua kitab tersebutlah kemudian Islam dapat masuk dengan damai
ke Negeri Majapahit.
Sultan Agung
Hanyokrokusumo yang memimpin Kerajaan Mataram Islam merupakan salah satu Raja
yang menyukai pengetahuan. Ia tidak segan untuk belajar pada banyak negeri
tetangga tentang hal-hal yang belum Ia kuasai. Seperti ilmu kemaritiman
misalnya. Tak heran jika hingga kini nama Sultan Agung tetap melegenda.
Banyak peradaban yang
bertahan dan kemudian harum namanya karena dibangun di atas pondasi ilmu
pengetahuan. Itulah kalau kita mengikuti Hadis Nabi di atas. Mementingkan ilmu
pengetahuan di atas segalanya.
Dengan membekali anak
cucu kita dengan ilmu yang cukup, tentu saja kita tidak perlu menghawatirkan
masa depan mereka. Dengan ilmu yang dimilikinya, ia bisa menghadapi banyak
tantangan. Memecahkan masalah-masalah yang pelik, dan lain sebagainya.
Contoh kecil dari luar
biasanya kekuatan ilmu pengetahuan dapat kita temuai di pesantren-pesantren
tradisional. Hampir setiap hari, dalam pesantren-pesantren itu mereka
dibiasakan diskusi. Kemuadian pada waktu-waktu tertentu, diadakanlah Bahtsul Masail. Menjawab masalah-masalah
kontenprer keumatan dengan berlandasakan kitab-kitab kuno. Yang bahkan ditulis
beratus tahun yang lalu. Dan luar biasa, hampir semua masalah itu dapat
diselesaikan. Itulah kekuatan ilmu penegtahuan kawan.
Ilmu pengetahuan
sebagai yang utama, tetapi sesuatu yang menyokong untuk lestarinya ilmu
pengetahuan juga jangan sampai terlewatkan. Karena terdapa kaidah dalam Pesantren
yang berbunyi “ma la yatimmu alwajibu
illa bihi fahuwa wajib”. Sesuatu yang menjadi perantara sempurnanya suatu
kewajiban, maka sesuatu tersebut hukumnya juga wajib.
Jika menilik pada
kaidah di atas, maka faktor ekonomi dan keamanan atau segala sesuatu yang
mendorong lestarinya ilmu pengetahuan, harus pula didorong. Bekerja untuk
mencari penghasilan harus tetap dilakukan disamping kegiatan belajar yang tanpa
henti. Selain itu, sikap toleransi akhlaqul
karimah dalam pergaulan harus dipupuk agar tidak terjadi perpecahan yang
memicu kerusuhan. Sehingga lingkungan pendidikan, baik akademisi maupun
pendidikan agama dapat senantiasa kondusif.
Di atas segalanya,
sebagai seorang penuntut ilmu, hendaknya senantiasa berlaku santun. Kepada
siapapun. Karena, apalah manisnya ilmu jika Ia justru meresahkan, jika justru
merendahkan orang lain. Bukankah Rasulullah sendiri diutus untuk menyempurnakan
akhlaq yang mulia?
Rabu, 19 April
2017
Ds. Sagu, Kec. Kotawaringin Lama, Kab. Kotawaringin Barat
Kalimantan Tengah
Turut berdoa agar
pilkada DKI Jakarta tetap aman terkendali. Jika Ibu adalah cerminan hati
nurani, maka Ibukota adalah cermin hati nurani Negara kita.
Sy tidak tau apa ini cara kebetulan saja atau gimana. Yg jelas sy berani sumpah kalau sy berbohon. Kebetulan saja buka internet dpt nomer ini +6282354640471 Awalnya memang takut hubungi nomer trsbut. Setelah baca-baca artikel nya. ada nama Mbah Suro katanya sih.. bisa bantu orang mengatasi semua masalah nya. baik jalan Pesugihan maupun melalui anka nomer togel. Setelah dengar arahan nya bukan jg larangan agama atau jlan sesat. Tergantung dri keyakinan dan kepercayaan sja. Syukur Alhamdulillah benar2 sudah terbukti sekarang.
BalasHapus