Sumber: wayang.wikia.com |
didinmahardi.blogspot.com –
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya,
baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa
yang tidak mereka ketahui. (Q.S. Yasin; 36)
Awalnya tidak terfikir
oleh saya untuk menuliskan ayat Al Quran di atas. Alasan saya tidak menuliskan
ayat di tersebut bukan karena apa-apa. Tapi karena saya lupa. Lupa jika di
dalam Kitab Suci Al Quran ada ayat yang berbunyi demikian. Namun ahirnya saya
tuliskan juga (tentu saja setelah saya ingat) untuk memperkukuh apa yang akan
saya sampaikan di bawah ini.
Kejadian ini
belum lama terjadinya. Sekitar dua minggu yang lalu. Pagi itu di kamar saya ada
Mas Arif. Entah bagaimana mulanya, tiba-tiba Mas Arif bercerita bahwana Rahwana
(tokoh dalam kisah pewayangan) tidak bisa disalahkan begitu saja atas segala
kejahatannya. Jika boleh memilih, mungkin Rahwana akan memilih untuk dilahirkan
menjadi pribadi yang baik. Tapi apa daya, begitulah kehendak dewata.
Pernah suatu ketika karena frustasi tercipta
menjadi jahat, Rahwana mencoba untuk bunuh diri. Tapi para dewa mencegahnya.
Melarang Rahwana melakukan bunuh diri. Alasannya jika Rahwana tewas maka
kejahatan didunia akan hilang. Yang artinya keseimbangan dunia akan terganggu.
Kerena
begitulah kehendak dewata, maka Rahwana meminta untuk diberikan seorang
pendamping. Dan diciptakanlah Sinta. Tapi, lagi-lagi kesialan menghampiri nasib
Rahwana. Sebelum Sinta bertemu dengan dirinya, tiba-tiba munculah Rama. Jika
kemudian Rahwana menculik Sinta, Ia sepenuhnya tak dapat disalahkan. Karena
sebenarnya Sinta Memang diciptakan untuk Rahwana.
***
Dengan
menceritakan kisah diatas, bukan berarti saya menghalalkan seseorang berbuat
kejahatan. Tapi agar kita tidak terburu-buru untuk memberikan predikat “jahat”
pada seseorang. Harus ditelusuri dulu apa motif Ia melakuan kejahatan.
Jangan-jangan karena terpaksa atau karena yang lainnya. Meskipun terkadang ada
beberapa orang yang melakukan kejahatan karena Ia memang senang melakukannya.
Hobi.
Terlepas dari
semua hal di atas, yang namanya kejahatan tetap merupakan hal buruk. Jika ada
orang yang berkata “Saya menjadi penjahat seperti ini juga sudah merupakan
kehendak Tuhan.” Perkataan semacam itu mungkin ada benarnya. Tapi jangan
mentang-mentang sudah menjadi kehendak Tuhan lantas kita hanya pasrah.
Bukankah yang
namanya Takdir ada dua. Takdir Mubram dan Takdir Mu’alaq. Takdir
yang sudah ditetapkan (pasti), dan takdir yang bisa dirubah. Bukankah manusia
juga dikaruniai akal yang bisa membedakan mana yang buruk dan mana yang baik.
Lantas kenapa tetap ada orang jahat. Jawabannya tentu karena seseorang sudah
menentukan pilihan. Memilih untuk menjadi baik atau jahat. (*)
masih belajar om
BalasHapusKeren om nanti aku di ajarin daah.........
BalasHapuskalo mau yg lebih detail lihat " MAHACINTA RAHWANA"
BalasHapus