Foto terbaru 2014 |
didinmahardi.blogspot.com
– Nama lengkap saya Didin Putra Mahardi. Biasa dipanggil Didin. Nggak
usah tanya artinya Didin. Karena sudah saya tanyakan secara khusus ke orang
yang membuat nama tersebut. Tetap tidak ada artinya. Sayapun pasrah. Tapi kalau
Mahardi, saya tau artinya. Itu gabungan dari nama kedua orang tua saya. Edi dan
Hartini.
Saya lahir di
Kota Reog Ponorogo. Menjadi anak kedua dari tiga bersaudara. Sedangkan tanggal
dan tahun kelahiran saya kalau menurut akta kelahiran dan KTP, adalah tanggal
12 Maret 1994.
Ketika usia
saya tiga tahun, Ayah dan Ibu pergi ke Kalimantan Barat. Mengikuti program
Transmigrasi. Tentu saja saya dan adik saya (yang ketika itu baru berusia
beberapa bulan) ikut. Hanya kakak yang masih tinggal di Jawa, dititipkan pada
bibik saya dari pihak ayah.
Dikalimantan,
alamat tempat tinggal kami di Sarana Pemukiman (SP) tujuh Bukit Gajah,
Kecamatan Manis Mata, Kabupaten Ketapang. Sebuah desa terpencil yang untuk
menjangkau sarana prasarananya memerlukan perjalanan jauh saat itu. Didesa
inilah saya bermain dan tumbuh. Bersama teman-teman yang juga mengikuti orang
tuanya transmigrasi.
Saya tidak
pernah mengikuti pendidikan TK. Karena belum ada pendidikan TK di desa saya
saat itu. Otomatis saya langsung masuk SD. Tepatnya di SDN 2 Bukit Gajah.
Pada tahun
2004 ketika saya masih kelas empat SD, ayah pindah ke Plasmen. Sebuah sarana
pemukiman untuk karyawan tempat ayah bekerja saat itu. Tentu saja sekolah saya
juga ikut pindah. Kali ini saya sekolah di SD Swasta, saya lupa apa nama SD
tersebut. Karena saya sekolah disitu hanya beberapa bulan. Sebelum kemudian
ayah pindah lagi ke Kalimantan Tengah.
Masih ditahun
yang sama (2004), ayah pindah ke Kalimantan Tengah. “Perkebunan sawit di sana
lebih menjanjikan” katanya. Dan di Kalimantan Tengah inilah saya menyelesaikan
pendidikan SD saya di SDN 2 Riam Durian (kalau tidak salah SD tersebut sekarang
berganti nama menjadi SDN 1 Sukamulya). SD tersebut terletak di Desa Sagu,
Kecamatan Kotawaringin Lama, dan Kabupaten Kotawaringin Barat.
Lulus SD tahun
2006, saya pulang ke Jawa. Melanjutkan sekolah ke Pesantren. Tepatnya di PondokPesantren Darul Huda Mayak Ponorogo. Keinginan sekolah di Pesantren ini sudah
saya pendam sejak sekitar kelas 4 SD. Meskipun niat saya saat itu bukan untuk
belajar agama. Tapi ingin belajar berbagai ilmu kesaktian seperti yang banyak
ditampilkan televise. Hehehe… namanya juga anak-anak (belakangan baru
saya ketahui bahwa ilmu-ilmu semacam itu bukan focus utama pesantren, bahkan
ada beberapa pesantren yang melarang diajarkannya berbagai ilmu kesaktian, termasuk
pesantren yang menjadi almamater saya ini).
Awalnya
pesantren tujuan saya bukan Darul Huda Mayak. Tapi Pondok Pesantren Tebuireng
Jombang. Keinginan untuk menuntut ilmu di Jombang inipun harus kandas. Karena
Ibu tidak merestui. Menurut beliau Jombang terlalu jauh untuk ukuran saya yang
masih anak-anak.
Meskipun tidak
jadi ke Jombang, saya tidak menyesal. Bahkan saya merasa bangga pernah Nyantri
di PP. Darul Huda Mayak. Kebanggaan saya itu bukan tanpa alasan.
Salah satu
yang menjadi kebanggan saya adalah berimbangnya kualitas pendidikan diniyyah
dan dunyawiyah di PP Darul Huda Mayak. Tidak seperti pesantren-pesantren
lainnya yang hanya fokus pada satu hal saja. Kalaupun ada pesantren yang memberikan
pendidikan diniyah dan dunyawiyah sekaligus, jarang sekali yang
keduanya bisa berjalan berimbang. Bisa diniyahnya yang kalah, atau dunyawiyahnya
yang terbenggalai.
Tahun 2012
saya lulus (bukan tamat) dari Madrasah Miftahul Huda, bersamaan dengan
kelulusan saya dari MA. Darul Huda. Ada perbedaan antara makna LULUS dan TAMAT
dalam Madrasah Miftahul Huda. Lulus, berarti memang benar-benar lulus, dengan
nilai yang bagus, kemampuan yang memadai, dll, hehehe…. Biasanya hanya
ada segelintir santri yang bisa lulus dari Madrasah Miftahul Huda. Alhamdulillah
saya menjadi salah satunya. Sedangkan Tamat, adalah sebutan untuk santri yang sudah
menyelesaikan pendidikannya di Madrasah Miftahul Huda selama enam tahun.
Selesai dari PP. Darul Huda Mayak, saya melanjutkan kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Prodi Ekonomi Syariah. Tak hanya kuliah, saya juga masih berusaha menambah wawasan keislaman saya di Pondok Pesantren Kotagede Hidayatul Mubtadi-ien. Sampai sekarang 2014 (*)
Link terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar